Liputan6.com, Jakarta PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan energi dan sumber daya alam yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Untuk itu, MedcoEnergi terus melakukan pengembangan usaha dengan fokus terhadap tiga segmen bisnis utama, yakni minyak dan gas (migas), ketenagalistrikan yang bersih dan berkelanjutan, serta pertambangan tembaga dan emas.
Upaya ini sejalan dengan visi pendiri MedcoEnergi yang kerap dijuluki Raja Minyak Indonesia, mendiang Arifin Panigoro. Mengawali usaha sebagai sebuah kontraktor pengeboran migas, Arifin bersama MedcoEnergi kemudian melakukan ekspansi ke sektor listrik hijau hingga pertambangan tembaga dan emas.
Advertisement
Manager of Capital Market MedcoEnergi Ridho Wahyudi menyatakan, upaya dan komitmen perseroan dalam membangun bisnis dengan pertumbuhan berkelanjutan, bertujuan untuk memberikan nilai dan imbal hasil jangka panjang bagi para pemegang saham. Sekaligus berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
"Kami akan tetap fokus pada peningkatan ESG (environmental, social and governance) dengan target terukur sesuai strategi perubahan iklim kami, dan memperluas portofolio energi terbarukan demi mencapai Net Zero Emissions untuk Cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 pada 2060," jelasnya dalam rangkaian acara the 47th Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition 2023 (IPA Convex 2023), Selasa (25/7/2023).
Adapun dari sisi pengembangan usaha pada bidang minyak dan gas, MedcoEnergi terus melanjutkan proyek-proyek utama, yaitu lapangan Forel dan Bronang di PSC South Natuna Sea Block B, lapangan Suban di PSC Corridor dan pengembangan fase 2 PSC Senoro-Toili. Pengembangan-pengembangan baru tersebut juga didukung dengan perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna dan Blok Corridor yang memperpanjang umur cadangan (reserve life) dan keberlanjutan dari blok-blok tersebut.
Sementara di ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia, perseroan berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya dan mini hidro.
Â
Proyek PLTGU Riau
Setelah sukses merampungkan proyek PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26MWp pada tahun 2022, perseroan melanjutkan pengembangan proyek geothermal 34 MW fase 1 di Blawan-Ijen, Jawa Timur dan pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali. Sehingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26 persen di tahun 2025, dan 30 persen di tahun 2030.
Di bidang pertambangan tembaga dan emas, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara, MedcoEnergi juga berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan. Itu dilakukan dengan mengonversi energi dari pembangkit listrik tenaga batubara 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete.
Kapasitas sebesar itu didukung PLTS Sumbawa 26 MWp, yang akan dipakai untuk mendukung kegiatan pertambangan. Itu nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator.
Â
Advertisement
Pengeboran Migas
Berbagai upaya itu sejalan dengan langkah bisnis perusahaan sejak didirikan pada 9 Juni 1980 oleh Arifin Panigoro. Mengawali usaha sebagai kontraktor pengeboran migas bernama PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company, perseroan bertransformasi menjadi sebuah perusahaan eksplorasi dan produksi migas dengan mengakuisisi Tesoro di Kalimantan Timur.
Pasca berganti nama jadi MedcoEnergi pada 1994, perusahaan lanjut melakukan ekspansi dengan mencaplok sejumlah aset minyak dan gas, baik di tingkat domestik maupun internasional. Tak hanya di sektor migas, perusahaan berekspansi ke bisnis energi terbarukan pada 2013, dengan menandatangani kontrak pemasokan listrik ke PLN dan PLTP Sarulla di Sumatera Utara.
Pada 2016, MedcoEnergi mengambil alih South Natuna Sea Blok B, serta mengakuisisi PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang bergerak di bidang pertambangan tembaga dan emas.